Gerakan kepanduan di Kalimantan Timur (Kaltim) telah dimulai sebelum
orde lama dengan keberadaan Kepandoen Bangsa Indonesia (KBI), Kepanduan
Poetera Indonesia (KPI) dan Persatoean Kepandoean Indonesia (Perkindo).
Kalimantan Timur sendiri secara resmi dibentuk sebagai wilayah
administratif berdasarkan Undang-undang Nomor 25 tahun 1956. Sebagai
Provinsi ke-17 di Indonesia, Kalimantan Timur semakin berkembang dengan
berdirinya berbagai macam lembaga dan organisasi turunan dari pusat.
Sejak berdirinya Gerakan Pramuka di Indonesia pada tahun 1961, gerakan
kepanduan atau kepramukaan di Kalimantan Timur belum dilembagakan secara
resmi sehingga belum ada kepengurusan daerah secara definitif hingga
tahun 1968. Berdasarkan Rapat Kerja Pramuka Nasional tahun 1967, Kwartir
Nasional menunjuk Drs. Soejitno (Kantor Perindustrian Dati I Kaltim)
dan drh. Soehadji (Kantor Kehewanan Dati I Kaltim) sebagai Pengurus
Pramuka Kaltim. Keduanya memiliki tugas yang berat untuk merintis
Gerakan Pramuka dan pembentukan Kwartir Daerah di Kalimantan Timur.
Melalui rapat-rapat yang dilakukan secara maraton maka pada tahun 1968
Pengurus Pramuka Kalimantan Timur menunjuk Drs. Soejitno sebagai Ketua
Kwartir Daerah Kalimantan Timur yang pertama. Sejak saat itulah Gerakan
Pramuka di Kalimantan Timur berkembang, mulai dari wilayah Samarinda
sebagai ibukota Provinsi, dan segera menyebar ke seluruh kota dan
kabupaten lainnya, dengan memanfaatkan sumber daya lembaga pemerintahan
daerah (melalui departemen di tingkat kabupaten dan kota) serta lembaga
kemiliteran daerah (TNI dan POLRI). Gugusdepan tertua di Kalimantan
Timur di antaranya adalah: (1) Gudep Awang Long yang berpangkalan di
Jalan Awang Long; (2) Gudep Wijaya Kusuma yang berpangkalan di Yonif 611
Awang Long; (3) Gudep Kudungga yang berpangkalan di SMP 1 Samarinda;
(4) Gudep Ahmad Yani yang berpangkalan di Kantor Perwakilan Pendidikan
dan Kebudayaan Kaltim; (5); dan Gudep Thomas Cup yang berpangkalan di
SMOA Negeri Samarinda. Rintisan pembentukan Satuan Karya (Saka) di
Kalimantan Timur dilakukan oleh Departemen Transmigrasi dan Koperasi
dengan menggiatkan Pramuka Resetlemen pada tahun 1974 dengan program
pembinaan kependudukan di perbatasan, sebagai cikal bakal Saka Taruna
Bumi. Kepengurusan Kwartir Daerah Kalimantan Timur yang kedua dibentuk
pada tahun 1972 dengan menunjuk Drs. Soesanto Martodihardjo sebagai
ketua berdasarkan Instruksi Kwartir Nasional. Pada tahun 1976 Drs. Serta
Tarigan terpilih sebagai Ketua Kwarda Kaltim melalui Musyawarah Daerah I
Gerakan Pramuka Kalimantan Timur. Adapun kepemimpinan Kwartir Daerah
Kalimantan Timur sejak berdirinya hingga sekarang adalah sebagai
berikut: 1. Drs. Soejitno masa bakti 1968 s.d. 1972 2. Drs. Soesanto
Martodihardjo masa bakti 1972 s.d. 1976 3. Drs. Serta Tarigan masa bakti
1976 s.d. 1980 4. Drs. Anwar Chanani masa bakti 1980 s.d. 1984 5. Drs.
Soewardi masa bakti 1984 s.d. 1988 6. H. Adji Bambang Abd. Rachim, S.H.
masa bakti 1988 s.d. 1992 7. H. Adji Bambang Abd. Rachim, S.H. masa
bakti 1992 s.d. 1996 8. Drs. H. Chaidir Hafiedz masa bakti 1996 s.d.
2001 9. Ir. H. Robian masa bakti 2001 s.d. 2011 10. Drs. H. M. Hatta
Zainal, M.Si masa bakti 2001 s.d 2016 Seiring perkembangan dan kebijakan
Pemerintah Provinsi Kaltim, sekretariat Kwarda Kaltim telah mengalami
dua kali perpindahan. Sejak tahun 1966 sekretariat Kwarda Kaltim
berlokasi di Kantor Perindustrian Dati I di Jalan Basuki Rahmat -
Samarinda. Pada tahun 1968 sekretariat Kwarda Kaltim berpindah ke Kantor
Perwakilan Pendidikan dan Kebudayaan yang juga berlokasi di Jalan
Basuki Rahmat - Samarinda. Pada tahun 1973, Pemerintah Provinsi
menyediakan lahan dan membangun sekretariat khusus bagi Kwarda Kaltim
yang berlokasi di Jalan M. Yamin No. 06 Samarinda, hingga pada tahun
1974 sekretariat Kwarda Kaltim berpindah ke alamat tersebut hingga saat
ini.
Tidak ada komentar
Terima Kasih